MANITOL DAN CEDERA KEPALA

Sering kita jumpai saat merawat pasien dengan cedera kepala pasien mendapat terapi manitol. Selain paham 6 Benar(pasien, obat, dosis, cara, waktu dan dokumentasi) dalam pemberian obat, perawat perlu mengetahui implikasi /keterlibatan perawat dalam pemberian obat tersebut sehingga komplikasi yang mungkin timbul dari pemberian obat tersebut dapat dicegah sedini mungkin . Tentunya saat menjalan tugas ini perawat harus berkolaborasi dengan dokter.
Berikut ini akan dijelaskan sedikit tentang pemberian manitol pada pasien cedera kepala
Manitol merupakan molekul gula manosa yang bersifat osmotic diuretic dan manitol dipercaya hanya menurunkan kadar air di otak tidak di jaringan lain.
Adapun indikasi pasien yang akan diberikan manitol adalah:
- Adanya tanda – tanda herniasi transtentorial / perburukan keadaan neurologis
- Pada pasien dengan cedera kepala dengan hipotensi berfungsi sebagai resusitasi cairan

Karena pemberian manitol mempunyai kemungkinan komplikasi maka sebelum diberikan perlu dilakukan :
- Pemeriksaan darah rutin, funsi ginjal, gula darah dan elektrolit
- Pemasangan folley cateter untuk mengukur diuresis. Catatan osmolaritas darah harus dipertahankan tidak lebih dari 320mOsm/l krn jika lebih berisiko terjadi gagal ginjal akut .adapun rumus menghitung osmolaritas =2[Na+] + [Glucose]/18 + [ BUN ]/2.8 atau dengan rumus sederhana = 2[Na+] + [Glucose]/20 + BUN/3 – 2. Nilai normal untuk manusia = 275-299 milli-osmoles per kilogram
- Jika osmolaritas dibiarkan terus meningkat dapat menurunkan CPP (cerebral perfusion pressure). Oleh karena itu dapat diimbangi dengan pemberian cairan saline seperti NaCl 0.9%
- Pemberian manitol tidak boleh diberikan bersama – sama dengan kortikosteroid atau phenitoin karena dapat menyebabkan nonketotik hiperosmolar dan kematian
- Pada keadaan tertentu seperti overhidrasi (spt penderita gagal jantung ) manitol dapat diberikan bersama dengan diuretic lain.

Pemberian manitol dapat menimbulkan beberapa komplikasi diantaranya
- Gagal ginjal
- Gangguan elektrolit seperti hipokalemia
- Dehidrasi atau hipotensi
- Peningkatan perdarahan intracranial

Untuk mencegah komplikasi tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat diantaranya :
- Observasi tanda – tanda vital, dan tanda – tanda dehidrasi
- Observasi tanda – tanda ketidakesimbangan elektrolit
- Observasi tanda – tanda peningkatan TIK
- Monitor pemeriksaan lab untuk mengukur fungsi ginjal dan

Evaluasi
- Pengeluaran urin minimal 30 -50 ml/ Jam
- Penurunan tekanan intracranial


2 comments

  1. Blognya dr. Thary  

    November 14, 2014 at 4:45 PM

    Pemberian obatpun hrs dg persetujuan atau delegasi dari tenaga medis yg kompeten, nggak boleh main ngasih sekehendak sendiri. Betul ya?

  2. dr_agung_sp.s  

    February 10, 2015 at 1:49 PM

    Mestinya atas advis Dokter Penanggung jawab pasien (DPJP) ya?