Perawatan Luka dan Madu

Perawatan luka di Indonesia sudah berkembang yang populer dengan perawatan luka modern, hal ini juga menjadi daya tarik untuk dikembangkan dan penelitian diantaranya penggunaan madu pada perawatan luka dan dihasilkan luka menjadi sembuh atau lebih baik. Tetapi mungkin di pikiran kita sering terlintas sebenarnya ada apa saja pada madu tersebut.

Madu adalah esensial yang terdiri dari enzim , asam amino, vitamin, mineral, asam dan aromatik. Berdasarkan analisis, madu mengandung komponen : pelembab 17,2%, fruktosa 38,2%, glukosa 31%, maltose 7,35% dan sukrosa 1,3% Jumlah kecil glukosa lainnya dan oligosakarida juga ada ( white & Doner,1980).

Disamping karbohidrat, madu juga mengandung enzim invertase yang dapat merubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, amilase yang memecah zat pati, glukosa oksidase yang memecah glukosa menjadi glukonolaktone; yang menghasilkan asam glukonik dan hidrogen peroxide; katalase yang memecah peroxide yang dibentuk oleh glukosa oxsidase menjadi air dan oksigen dan acid posphorylase yang membersihkan phosphat inorganik dari phosphates organik. Kompomen minor lainnya termasuk vitamin B, calsium, zat besi, zinc, potassium, phosphorous, magnesium, selenium, chromium dan manganese, antioksidan seperti asam ascorbat flavonoid, katalase dan selenium. Asam organik seperti acetic, butanoic, formic, citric, succinic, lactic, malic, pyroglutamic dan asam glukonik yang mempertahankan pH 3.5 -6 . (white &Doner, 1980)
Madu dilaporkan pertamakali sebagai antibakterial pada tahun 1882. Melalui efek tekanan osmotik, dimana ditemukan terjadi peningkatan aktivitas pengenceran yang disebabkan oleh produksi hidrogen peroksida oleh enzym glukosa oksidase. Sehingga persentasi kandungan madu sangat berpengaruh terhadap efek antibakterial. Seperti madu dengan konsentrasi < 1% tidak mempunyai anti bakteri, efek penghabatan minimal pada konsentrasi 5%.

Hasil penelitian pada medihoney ( madu yang dibuat khusus untuk perawatan luka) didapatkan Pseudomonas aeroginosa dapat dihambat pertumbuhannya oleh madu 12 – 14 % ; Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dapat dihambat dengan madu 4% ; Gram negative enterobacter meliputi organisme vancomicin resisten membutuhkan 6 – 8 %.

Madu dipercaya menurunkan inflamasi, bengkak , nyeri dan bau dan meningkatkan debridemen, granulasi dan epitelisasi yang menghasilkan penyembuhan denan skar yang sedikit (white &molan, 2005)

Medihoney berfungsi :
1.Melindungi luka
• Cepat menghilangkan bau
• Dengan kekentalannya dapat mencegah infeksi silang pada luka
2.Membersihkan luka
• Aksi osmotik dari balutan membantu mengangkat debris dari luka
• Mengangkat jaringan mati
• Menghambat pembentukan slough
3.Penyembuhan
•Mempertahankan kelembaban pada penyembuhan luka
•Mendorong granulasi dan proses epitelisasi
•Mencegah lekatan luka pada balutan

Perawatan luka di Indonesia sudah sangat berkembang dan alam indonesia menghasilkan berbagai macam madu dan tentunya hal ini sangat menarik untuk diteliti tentang efek – efek madu yang dihasilkan di dalam negeri terhadap penyembuhan luka sehingga dapat menghasilkan produk seperti medihoney.

0 comments